SENI RUPA WAYANG
- Pengertian Wayang
- Wayang berdasarkan pembagian Zaman
- Jenis-Jenis wayang berdasarkan cerita
- Manfaat mempelajari wayang
Pengertian Wayang
Wayang berasal dari kata Bahasa Indonesia (jawa) yang berarti 'bayang' atau bayang-bayang yang juga berasal dari kata 'yang' dengan mendapatkan awalan 'wa' menjadi wayang.
Namun secara harfiah arti dari wayang adalah bayangan, tetapi dalam perjalanan waktu pengertian wayang berubah dan kini wayang dapat berarti pertunjukan atau teater.
Berdasarkan pada berbagai sumber, wayang pertama kali berkembang di India sebagai bagian dari tradisi teater religius yang memuat cerita-cerita epik seperti Mahabarata dan Ramayana. Wayang kemudian menyebar ke Indonesia, terutama di Jawa, Bali, dan beberapa daerah lainnya dan kemudian menjadi salah satu bentuk seni yang sangat khas. Pertunjukan wayang pada masa itu digunakan untuk menyebarkan agama Hindu dan Budha, serta sebagai sarana hiburan dan Pendidikan untuk rakyat. Salah satu wayang yang berkembang adalah wayang kulit yang muncul pada masa kerajaan Majapahit abad ke-14 sebagai bagian dari upacara keagamaan dan ritual kerajaan di masa itu.
Wayang Berdasarkan Pembagian Zaman
Cerita wayang dibagi dalam tiga zaman yang berpedoman pada kemunculan era kerajaan di Jawa, tiga zaman tersebut yaitu Wayang Purwa, Wayang Madya dan Wayang Wasana
Wayang Purwa
Kata "purwa" berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti "awal" atau "pernah terjadi". Purwa diartikan sebagai terdahulu atau awal. Cerita yang dibawakan dalam wayang purwa adalah kisah-kisah klasik yang sudah ada sejak zaman dahulu. Dengan kata lain, kisah purwa merupakan kisah-kisah yang menceritakan tentang pendahulu, nenek moyang, atau leluhur.
Kisah wayang purwa merujuk pada kisah Loka Pala, Ramayana dan Mahabarata.
Berikut jenis Wayang Purwa
- Wayang Lontar yang awalnya disebut wayang purwa
- Wayang Beber Purwa
- Wayang Kulit Purwa
- Wayang Klitik
- Wayang Parwa (Khusus Bali)
- Wayang Wong Purwa
Wayang Madya
Madya artinya tengah atau pertengahan. Dengan kata lain, kisah Madya merupakan kisah-kisah yang menceritakan seputar zaman kerajaan yang ada di Indonesia. Kisah-kisah wayang madya merujuk pada kisah Panji dan Kisah Kerajaan Jawa.
Jenis-jenis Wayang Madya
- Wayang Gedog (mengkisahkan peralihan dari Mahabarata ke Panji)
- Wayang Beber (membawakan kisah Panji)
- Wayang Krucil (membawakan kisah Panji)
- Wayang Dupara (membawakan kisah kerajaan Jawa)
Wayang Wasana
Wasana artinya Akhir. Dengan kata lain, kisah wasana adalah kisah-kisah yang terlepas dari kisah kerajaan. Kisah-kisah wasana merujuk pada jenis wayang itu.
Jenis-jenis wayang Wasana
- Wayang Sadat, membawakan kisah penyebaran ajaran islam di jawa oleh wali songo
- Wayang walisongo, membawakan kisah tokoh walisongo
- Wayang Suluh, membawakan kisah kemerdekaan yang disebut juga dengan wayang pancasila
- dll
Jenis-jenis Wayang di Indonesia Berdasarkan Ceritanya
Awal Mula Penyebaran Wayang
Pada kisah wayang terdapat pemain-pemain wayang yang memiliki Nama, karakter dan ciri khas masing-masing yang disebut dengan istilah Lakon. Lakon sendiri memiliki 3 jenis
- Lakon Baku, yaitu penggalan cerita yang sesuai pada alur kisah. misalnya Lakon gatot kaca gugur pada kisah Mahabarata
- Lakon Carangan, yaitu kisah karangan yang tidak terdapat pada alur kisah utama namun tetap merujuk pada kisah utama. misalnya lakon dewa ruci atau Bima Suci yang mengikuti alur kisah Mahabarata.
- Lakon Banjaran, yaitu pengkisahan daur hidup seorang tokoh dari lahir hingga kematiannya.
berikut ini penjelasan lakon dalam kisah perwayangan
- Kisah Loka Pala merupakan kisah kelahiran atau peristiwa di dunia Dewa. Contoh Lakon antara lain; Samudra Mantana atau Tirta Amerta, Lahirnya Semar dll.
- Kisah Ramayana merupakan kisah perjalanan Sri Rama Wijaya mencari Dewi Sinta yang diculik oleh Rahwana. Contoh Lakon antara lain Sastra Jendral Hayuningrat Pangruwating Diyu, Anoman Obong, Brubuh Alengka, dll
- Kisah Mahabarata merupakan kisah perang saudara Trah Bharata sehingga disebut juga Bharatayuda yaitu antara Kurawa dan pandawa. Contoh lakon antara lain Bale Sigala-gala, Babat Alas Wanamarta, Gatotkaca Gugur hingga Pandawa Maksa
Nilai Filosofis dalam wayang berdasarkan ceritanya
Berdasarkan 3 kisah di atas terdapat nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Nilai filosofis merupakan pandangan hidup yang tersirat atau tersimbol dalam cerita, aktivitas maupun benda. Nilai filosofis yang terkandung antara lain;
1. Kisah Ramayana;
Sinopsis kisah ramayana " ramayana berasal dari india, kisahnya bertemakan pembinasaan raja rahwana yang jahat dari alengka, kisah ramayana dapat ditemukan di relief-relief batu yang ada di candi dan dipentaskan dalam bentuk wayang orang dimulai pada tahun 1933"
dalam kisah ini terdapat nilai filosofis yang diambil dari masing-masing lakon ramayana
- Rama merupakan simbol dari Badan Jasmani kasar (ego manusia),
- Sinta simbol dari Badan Jasmani Halus (ruh atau hati Nurani).
- Rahwana dan tiga saudaranya (kumbakarna, Sarpakenaka, dan Gunawan sebagai keturunan raksasa) merupakan 4 simbol hawa nafsu
2. Kisah Mahabarata
Sinopsis kisah Mahabarata "Mahabarata datang dari India, ceritanya berupa konflik tragis antara kedua keluarga keturunan Bharata, yakni Pandawa dan Kurawa. yang kemudian dipentaskan dalam bentuk wayang orang"
dalam mahabarata juga terdapat lakon Gatot kaca ; berikut ini merupakan Sinopsis Kisah kelahiran Gatot kaca "kisah ini menceritakan Dewi Arimbi yang melahirkan bayi laki-laki yang kemudian disusul dengan Arjuna yang pergi ke khayangan untuk mencari senjata. Bayi yang lahir tersebut akhirnya diberi naa Gatot kaca setelah melalui banyak tragedi tokoh-tokoh yang ada pada masa tragedi kelahiran gatot kaca adalah Jabang tetuka, Dewi Arimbi, Prabu Kala Pracona."
Mahabarata disebut juga dengan Astadasaparwa karena ceritanya dibagi kedalam 18 parwa atau bagian. Kisah ini dibebut sebagai kisah terpanjang dalam sejarah India kuno. 18 parwa tersebut antara lain:
Adi-parwa, Sabha-parwa, wana- parwa, wirata-parwa, Udyoga-parwa dan kisah parwa lainnya. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam kisah-kisah mereka antara lain nilai ajaran darma, nilai kesetiaan, dan nilai yajna (korban suci). nilai-nilai ini kiranya ada manfaat untuk direnungkan dalam kehidupa dewasa ini.
Nilai filosofis dari mahabarata (Astadasparwa) adalah
Merujuk pada kesehatan organ jiwa dan fisik manusia, manusia memiliki indra motorik dan sensorik yang berhubungan langsung dengan organ external manusia yang dikenal dengan istilah (bahikarana) dan organ internal yang disebut (antahkarana). Antahkarana merupakan bagian instrinsik dari bagian pikiran itu sendiri. Masing-masing memiliki fungsinya. Contohnya ketika manusia merasa lapar (ini merupakan bagian dari bahikarana) sedangkan pikiran yang otomatis membuat tubuh ber-aksi untuk mencari makan (ini merupakan bagian dari antahkarana)
Manfaat Mempelajari Wayang
Wayang yang merupakan aset budaya yang telah menjadi warisan dunia, sehingga tidak hanya seniman dan budayawan yang memiliki tanggung jawab dalam pelestariannya, tetapi juga kaum intelektual Indonesia
- Wayang memiliki identitas yang kuat baik segi kewilayahan, karakter maupun aset desain
- Wayang memiliki potensi untuk dieksplorasi secara kajian dlama memperkaya teori-teori desain maupun Seni rupa Nusantara
- Wayang memiliki potensi untuk dikembangkan baik dari segi bentuk maupun media yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan minat suatu generasi zaman.
No comments: