Dalam filsafat perlunya teori atau pendapat dipelajari dan diketahui agar menjadi alur dan patokan dalam memahami sebuah ilmu agar tidak menyebar atau mengambang terlalu luas.
Maka dari itu, setelah memahami bagaimana seni dan estetika menurut Plato, sekarang kita akan memahami bagaimana seni sebagai ekspresi. Dimulai dengan ekspresi menurut teori collingwood dan memahami pengertian seni sebagai ekspresi.
Seni sebagai Ekspresi Menurut Collingwood
Robin George Collingwood terkenal melalui bukunya yang berjudul The Principles of Art, Isinya adalah telaah Collingwood mengenai hubungan antara seni (fine art) dan craft (kerajinan), yang secara prinsip berbeda. Collingwood menyatakan dua hal tersebut berbeda dan tak dapat di satukan.
Menurutnya, kerajinan adalah aktivitas yang mengubah material mentah dengan keterampilan yang dapat dipelajari sehingga menjadi produk yang telah ditetapkan sebelumnya. Karakterisik kerajinan adalah adanya hubungan antara alat dan tujuan benda dibuat. Misalkan, Keterampilan membuat sepatu kulit adalah alat untuk menghasilkan suatu tujuan, yaitu sepatu yang telah dirancang sebelumnya dan dapat dibuat spesifikasinya.
Kerajinan dan seni bisa bersifat komplementer, sehingga substansi benda yang sama dapat menjadi sebuah karya kerajinan dan seni di pihak yang lain. Seniman harus memiliki keterampilan yang menghasilkan kerajinan terlebih dahulu, barulah dia mulai berkembang, bukan sekedar menjadi tukang (artisan) atau menjadi seniman.
Sederhananya adalah perbedaan antara fine art dan craf terletak pada tujuannya; art atau fine art digunakan untuk berkomunikasi, (menyampaikan ekspresi) sementara craft sendiri bertujuan untuk penggunaan praktis atau menciptakan alat berguna.
Collingwood membedakan Art menjadi 2 antara seni sejati (proper art) dan seni gadungan (false art) yang dinamakannya sebagai seni hiburan. menurutnya, jika sebuah karya didesain untuk meluapkan emosi tertentu dan jika emosi ini dimaksudkan bukan untuk penuangan ke dalam okupasi kehidupan biasa melainkan untuk kegembiraan sebagai sesuatu yang bernilai, maka fungsi karya tersebut adalah menyenangkan dan menghibur false art.
Lalu bagaimana dengan seni sebagai proper art?
Ketika seni dimaksudkan untuk mencetuskan emosi. Seperti emosi membangkitkan rasa cinta tanah air dalam bentuk sebuah patung atau lukisan adalah sejenis dengan emosi yang dicetuskan dalam seni hiburan yang tidak nyata. Maka ini disebut dengan seni tulen. Sepertihalnya Suzanne k Langer menyatakan seni merupakan symbol dari perasaan. Seni merupakan kreasi bentuk simbolis dari perasaan manusia bukan dari pikirannya semata
Pengertian Seni Sebagai Ekspresi
Seni sebagai ekspresi merupakan hasil dari ungkapan batin yang terpapar ke dalam karya seni lewat media dan alat oleh seniman dalam bentuk karya. Hal itu dapat terjaadi dengan adanya komunikasi yang kemudian dituang dalam bentuk symbol (karya) hingga dapat dinikmati oleh masyarakat. Walaupun pada awalnya ekspresi tersebut lahir dari emosi pribadi namun ketika sudah menjadi sebuah karya seni maka hal tersebut akan menjadi konsumsi masyarakat yang menghayati/menikmatinya.
Setiap proses kreasi emosi menjadi karya memiliki proses yang panjang dimulai dari batiniah seseorang yang di luapkan hingga ide seni yang dibangun hingga pada akhirnya menjadi sebuah karya. Seluruh proses ini berlangsung atas dasar kesadaran serta keyakinan pelaku seni. Hal inilah yang dinamakan seni sebagai ekspresi karena ekspresi yang dimaksud bukanlah dari luapan emosi saja melainkan proses panjang dari terciptanya sebuah karya.
Berdasarkan pada seni sebagai ekspresi Herbert read menjelaskan tentang kedudukan ekspresi dalam proses penciptaan;
1. Pertama, pengamatan terhadap kualitas material.
2. Kedua, penyususnan hasil pengamatan
3. Pemanfaatan susunan itu untuk mengekspresikan emosi
maksudnya, pengamatan pada material adalah bagaimana seorang seniman memahami, mendengarkan atau meluapkan emosi, kemudian penyusunan hasil pengamatan dimaksud adalah menciptakan ide dari hasil pengamatan, dan akhirnya mengekspresikan emosi menjadi karya melalui ide yang telah didapatkan.
No comments: