Arsitektur Tradisional Minangkabau (Rumah Gadang)

Minangkabau adalah salah satu suku yang ada di provinsi Sumatera Barat yang berada di Kota Padang. masyarakat minang meimiliki banyak adat istiadat dan budaya yang cukup kental, salah satu diantaranya adalah bangunan rumah adatnya atau arsitektur rumah adat. 

Arsitektur merupakan sebuah kreasi seni manusia dalam usaha memenuhi kebutuhannya akan ruang dan waktu yang diwujudkan dalam sebuah bentuk dan fungsi. Kali ini pembahasan kuliahpagiini.com akan membahas bagaimana kandungan nilai budaya pada arsitektur rumah adat yang cukup terkenal yakni rumah gadang Minagkabau.

Arsitektur yang merupakan salah satu hasil karya seni manusia sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari kondisi geografis, geologis dan iklim hingga lingkungan masyarakat. Apabila ditinjau dari segi geografis orang minang menamakan daerahnya dengan “alam Minangkabau serta slogan Alam Takambang Jadi Guru

a. Nilai-nilai Budaya pada Arsitektur Tradisional (Minangkabau)

Arsitektur Minangkabau Rumah Gadang merupakan karya seni yang dihasilkan oleh nenek moyang pada masa dahulu yang dibangun berdasarkan pada tradisi orang minang yang terus dipertahankan hingga saat ini dan seterusnya, terlihat dari pola serta gaya atau langgam bangunan yang khas pada bangunan rumah adatnya yang mencerminkan kebudayaan masyarakat minang yang dikenal dengan rumah gadang.

Bentuk fisik dari rumah gadang disesuaikan dengan pola kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau, itulah mengapa dalam mengkaji atau mempelajari arsitektur rumah gadang tidak terlepas dari pola kehidupan, adat istiadat, kebiasaan dan kebudayaan masyarakat Minangkabau itu sendiri. Corak atau langgam bangunan tradisional yang paling terkenal antara lain rumah gadang, lumbung padi, surau dengan ukiran yang menggambarkan alam semesta.

baca juga : Ukiran Minangkabau (Analysis of Mosque Carving in the Study Local Culture Wisdom of Sumatra Barat)

Unsur-unsur seni dan keindahan dalam bangunan tradisional Minangkabau tercermin pada falsafah adat “alam takambang jadi guru”. Di mana setiap sudut keindahan dari rumah adat diadopsi dari alam. Dengan begitu, jika ditinjau dari teori seni dan keindahan maka diantara elemen-elemen bangunan rumah gadang tersusun bedasarkan garis-garis dalam komposisi seni  yang mempunyai nilai-nilai kesatuan (unity), keselarasan (harmony), keseimbangan (balance), dan simetris dalam kesatuan yang kompak dan utuh. 

Unsur-unsur simbolis dalam adat istiadat ini memberikan kesan bahwa bangunan rumah adat minang kabau merupakan bagian dari adat istiadat dan dituangkan dalam konstruksi bangunan. Fungsi banguana rumah adat miangkabau digunakan sebagai tempat tinggal bersama juga digunakan untuk kegiatan upacara-upacara adat seperti baralek “pernikahan” pengangkatan penghulu.

Ditinjau dari segi kekeluargaan, satu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri beserta anak-anaknya disebut keluarga inti (nuclear family). Tetapi keluarga di Minangkabau terdiri dari orang-orang yang mempunyai hubungan darah menurut garis keturunan ibu (matrilinial). Seorang anak laki-laki di Minangkabau disatu pihak adalah anak dari kedua orang tua, dan dari piha lain adalah kemenakan dari saudara laki-laki ibunya (mamak). Kalau dia telah menjadi laki-laki dewasa maka dia mempunyai anak dirumah istrinya dan mempunyai kemenakan di rumah kaumnya maka dalam hal ini terdapat 3 usur yaitu 

Kaum ibu (limpapeh rumah gadang)

Saudara dari kaum ibu (mamak kaum)

Suami (orang sumando)   

Yang tinggal dirumah gadang adalah kaum ibu beserta suami dan anak perempuan, jadi dapat terdiri atas beberapa keluarga inti. Umumnya yang tinggal di rumah gadang adalah tiga generasi nenek, ibu dan anak.

b. Pengaruh Luar Terhadap Arsitektur Rumah Gadang 

Masyarakat Minangkabau bukanlah masyarakat yang tidak menerima perkembangan zaman. Berkembangnya zaman mengakibatkannya terdapat penyempurnaan adat istiadat dikarenakan bertambahnya ilmu pengetahuan sehingga terjadi pergeseran nilai-nilai yang dianut ke arah perkembangan arsitektur. Namun, meskipun begitu falsafah adat “alam takambang jadi guru” akan tetap berjalan dan dipakai sepanjang masa dia “tak akan lapuk dek hujan, tak lakkang dek paneh” demikianlah ungkapan estetis dalam karaya arsitektur seperti yang terdapat pada rumah gadang. Kekayaan arsitektur Minangkabau perlu digali dan diolah, sehingga menjadi penambah perbendaharaan arsitektur dalam menuju penciptaan arsitektur yang bercorak nasional. 


No comments:

Powered by Blogger.