Metode Pembelajaran Problem Based Learning

Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL)

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning, PBL) dalam metode pembelajaran ini siswa dipandang sebagai pribadi “yang utuh” yang memiliki beberapa pengetahuan yang dijadikan sebagai bekal awal dalam pembelajaran yang didapatkan dari lingkungan sosialnya.

Pengertian PBL

Banyak sekali defenisi pembelajaran berbasis masalah diantaranya,

  1. Boud & Feletti (1991) menyebutkan pembelajaran berbasis masalah sebagai suatu pendekatan ke-arah penataan pembelajaran yang melibatkan para peserta didik untuk menghadapi permasalahan melalui praktek nyata sensual dengan kehidupan sehari-hari.
  2. Duch (1995) menyebutkan bahwa pengertian dari pembelajaran berbasis masalah atau PBL adalah suatu model pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada tantangan “ belajar untuk belajar”. Siswa aktif bekerja sama di dalam kelompok untuk mencaei solusi permasalahan dunia nyata.
  3. Yatim Riyanto menjelaskan pembelajaran berbasis masalah atau disingkat dengan PBL merupakan suatu model pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik memecahkan masalah. Pemecahan masalah dilakukan dengan sistem kolaborasi dan menggunakan kemampuan berfikir tingkat tinggi yakni kemampuan analisi-sintesis dan evaluasi.

Dalam pembelajaran ini guru sebagai pendidik berperan mengajukan permasalahan nyata, memberikan dorongaan motivasi dan menyediakan bahan ajar serta fasilitas yang dibutuhkan siswa dalam proses memecahkan masalah yang diberikan dengan harapan meningkatkan perkembangan intelektual dari siswa.

Factor-faktor yang menunjukan kelebihan dari pembelajaran berbasis masalah

  1. Peserta didik belajar memingingat, menerapkan, dan melanjutkan proses belajar secaa mandiri. Terdapat prinsip utama model pembelajaran ini yakni “membelajarkan” hal ini tidak dapat dilakukan dengan ‘pembelajaran tradisional yang lebih menekankan pada kemampuan menghafal’
  2. Siswa sebagai peserta didik diperlakukan sepertihalnya orang dewasa. Perlakuan ini memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengimplementasikan pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki untuk memecahkan masalah.
Problem Based Learning

Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah

Dalam buku learning to teach, arend (2004) terdapat 4 karakteristik pembelajaran berbasis masalah yakni: (1) pengajuan masalah, (2) keterkaitan antar disiplin ilmu, (3) investigasi autentik, (4) kerja kolaboratif. Mengacu pada karakteristik tersebut, setidaknya ada 3 hal yang perlu diperhatikan, bila ingin mengembangkan atau menggunakan model pembelajaran PBL di kelas

Pertama, Titik sentral atau fokus dari PBLadalah pada istilah “masalah” yang menjadi titik awal pembelajaran. Masalah pada PBL mengacu pada istilah apapun yang berkaitan dengan pembelajaran untuk menjadi seorang pemecah masalah.

Kedua, Penggunaan model pembelajaran PBL tidak hanya berfokus pada ruang kelas saja melainkan dapat diterapkan di luar kelas. Siswa yang belajar di kelas , bersama dengan pekerja atau masalah yang sebenarnya, berhadapan dengan isu kehidupan dunia nyata

Ketiga, PBL merupakan filosofi pendidikan yang mewajibkan keseluruhan kurikulumnya untuk dikembangkan disekitar masalah. Kurikulum semacam ini disebut dengan kurikulum terpadu. Indikasi kemandirian PBL dapat dilihat dari hal-hal berikut:

  1. Siswa dihadapkan pada sejumlah masalah yang memuat konsep dan isu 
  2. Siswa diberi kewenangan dan tanggung jawab yang cukup untuk menentukan pilihan tentang topic atau isu yang ingin dipelajari
  3. Analisis kebutuhan (need assasement) dilakukan secara individual
  4. Dilakukan seleksi terhadap sumber belajar yang akan digunakan 
  5. Partisipasi didalam evaluasi diri.

Pada umumnya, guru menerapkan model pembelajaran PBL lebih mengarahkan pada pemecahan suatu masalah sesuai dengan kehidupan nyata yang dihadapi siswa sehari-hari dengan menggunakan keterampilan problem solving. Model pembelajaran Problem based learning pada umumnya berbentuk suatu proyek untuk diselesaikan oleh sekelompok siswa dengan bekerja sama.

Langkah Model Pembelajaran Problem Based Lerning 

Langkah-langkah yang diterapkan pada model pembelajaran ini adalah sebagai berikut

  1. Guru mempersiapkan dan melempar masalah kepada siswa ya g telah disesuaikan dengan kondisi keseharian siswa
  2. Siswa membentuk kelompok belajar (kelompok kecil) 3-5 siswa, dalam masing-masing kelompok membentuk mendiskusikan masalah yang telah diberikan dengan memanfaatkan dan merefleksikan pengetahuan serta keterampilan awal yang dimiliki oleh masing-masing anak. Siswa juga memberikan hipotesis sementara berdasarkan pendapat dan temuan. 
  3. Siswa mencari (hunting) informasi dan data yang berhubungan dengan masalah yang sudah dirumuskan.
  4. Siswa berkumpul dengan kelompoknya untuk melaporkan data atau temuan yang sudah didapatkan atau melaporkan solusi yang didapatkan dari masalah yang diberikan 
  5. Diskusi penutup serta menerima kritik dan saran.

Dalam proses pelaksanaan PBL diharapkan memanfaatkan sumber belajar yang relevan dengan pemecahan masalah. Dalam implementasi model PBL ini bisa menggunakan berbagai pendekatan seperti pendekatan keterampilan proses atau multimedia seperti diskusi, dll. Meskipun model PBL ini membutihkan waktu yang lama misalnya 4 bulan namun model pembelajaran ini mampu merangsang siswa untuk berfikir dan mengembangkan potensi diri dan bersosialisasi juga beradaptasi dengan temen sekelompoknya.

SEMOGA BERMANFAAT


No comments:

Featured Post

Materi 6: RAGAM HIAS PADA WASTRA INDONESIA

Powered by Blogger.